Saturday, January 28, 2012

Lezat tapi Sehat

Ingin merasakan sensasi makanan yang lain dari biasanya, Jateng-DIY adalah gudangnya. Di wilayah ini banyak kuliner kreatif.
Bahannya sederhana namun mampu diolah menjadi makanan yang lezat dan sehat. Di Yogyakarta misalnya, ada makanan serba jamur, di Semarang ada menu ceker merdjon yang menonjolkan sensasi pedas. Sementara di Solo ada serba ikan patin yang diklaim mengandung lemak tak jenuh dan omega 3 yang dikenal baik bagi kesehatan. Jamur, siapa yang kenal dengan bahan pangan yang satu ini.
Di Yogyakarta tepatnya di Sleman, salah satu pengenalan makanan yang berbahan dasar jamur ialah Ratidjo. Dia adalah pengusaha sekaligus pembudi daya jamur. Hampir 15 tahun Ratidjo menekuni usaha budi daya jamur dengan puluhan petani jamur binaannya. Berangkat dari hobinya bertani, Ratidjo mencoba memperkenalkan jamur sebagai salah satu bahan pangan sehat bagi masyarakat.
Saat itulah Ratidjo bersama sang istri mulai menciptakan beberapa menu yang terbuat dari jamur seperti sate jamur, gudeg jamur, tongseng jamur, dan rendang jamur. Penjualan yang dilakukan keliling dari rumah ke rumah inilah yang menjadi awal berdirinya rumah makan Jejamuran miliknya.
Saat ini dia membudidayakan 20 jenis jamur yang di-olah menjadi 20 jenis makanan. Untuk mengelola rumah makan jejamuran, Ratidjo menomorsatukan kualitas rasa.
Oleh karena itu, jamur yang digunakan selalu jamur yang baru dipetik dan langsung diolah. Jika sudah memasuki musim liburan, rumah makannya ramai dikunjungi orang. Setiap hari Ratidjo memerlukan sekitar 600 kg jamur dengan berbagai jenis untuk diolah. Tak hanya lezat dimakan, bermacam jamur yang dibudidayakan oleh Ratidjo ini juga bermanfaat bagi kesehatan. Misalnya, jamur tiram cokelat yang bisa menurunkan kadar kolesterol, jamur shitake untuk menurunkan kadar gula darah dan hipertensi, serta jamur kuping untuk penyakit panas dalam dan anemia.
Di Semarang ada juga menu kuliner kreatif. Bahannya dari ceker (kaki) ayam. Adalah Budi Purwanto yang menggagas menu ceker merdjon. Ceker Merdjon berdiri 1 Mei 2009 di Pujasera Menoreh No 49 Sampangan Semarang. Awalnya, sebenarnya belum terkonsep secara matang waktu membuka salah satu stan di pujasera tersebut.
Kemudian tercetuslah ide untuk menambah menu, yakni ceker merdjon, cumi maupun udang. Saat itu belum banyak warung menyediakan menumenu makanan pedas yang kini sedang menjamur. Bagi Anda yang tidak suka makanan pedas tapi ingin mencoba, janganlah khawatir. Sajian di ceker merdjon masih fresh dari kompor.
Begitu konsumen pesan, baru saja dimasak. Disediakan empat pilihan, yakni pedas banget, pedas biasa, sedang, dan tidak pedas sama sekali. Meskipun membuat bibir jontor, ceker merdjon selalu ramai dikunjungi penggemarnya. Dalam satu hari rata-rata dikunjungi 40–50 orang.
Agar pengunjung tidak bosan, variasi menu dikembangkan untuk memanjakan lidah. Menu juga bervariasi seperti ayam, kepiting, telur, dan tahu tempe merdjon. Budi mengaku optimis dengan persaingan bisnis kuliner yang maju pesat. Berbekal nama ceker merdjon,dipandang orang sebagai makanan unik yang membuat orang penasaran mencobanya. Hal ini sudah menjadi daya tarik tersendiri.
Ke depan, menu ceker merdjon diharapkan identik dengan Kota Semarang. Jejaring sosial tak luput dimanfaatkan untuk memopulerkan menu ceker merdjon. Bagi Anda yang mengutamakan masakan sehat, menu serba ikan patin ala The LHM’s Restaurant di Jalan Dr Rajiman No 200 Serengan Solo ini juga wajib dicoba.
Ikan patin ternyata mengandung lemak tak jenuh dan omega 3 tinggi yang dapat menambah kecerdasan para penikmatnya. Owner Palmyra The LHM’s Restaurant Suharto menjelaskan, ikan patin memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan lebih bagus dibandingkan dengan ikan tipe serupa lainnya. Dia melihat pangsa pasar yang ada di masyarakat, terutama Kota Solo terbuka lebar untuk memasarkan ikan patin.
Public Relations Manager Wening Damayanti mengatakan, setidaknya ada sekitar 60 menu varian makanan, seperti ikan patin bakar,patin lada hitam, bimo bungkus yaitu patin yang dibalut dengan goresan kremes, yin yang yaitu ikan patin fillet yang dipadukan dengan saus lemon dan potato.
Ada juga sosis patin, bakso patin, hingga keripik kulit patin menjadi menu favorit bagi para pencinta kuliner. Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp10.000 hingga Rp65.000 per porsinya. Salah satu penyuka bakso, Nanda, 20, mengatakan, sekilas bakso ikan patin ini mirip dengan bakso ikan tenggiri.
Rasanya juga tidak kalah enak dengan bakso daging atau ikan lainnya. Menurut pengamat kuliner dari Solo, Suraji, banyaknya kuliner kreatif seperti menu serba ikan patin dapat membantu masyarakat memilih berbagai macam olahan makanan yang sehat dan dimodifikasi dengan baik.

No comments:

Post a Comment